BAB I
PENDAHULUAN
Kebijaksanaan
penelitian dan pengembangan diperlukan terutama untuk mendukung kebijaksanaan
produksi dan pengembangan ini meliputi peranan penelitian dan pengembangan,
target pencapaian kedalam usaha penelitian, penelitian ofensif dan defensif,
penelitian dan pengembangan pihak luar, dan batasan-batasan komitmen total.
Selain kebijaksanaan penelitian dan pengembangan terdapat juga kebijaksanaan
logistik dimana kebijaksanaan tersebut berfungsi mendukung kebijaksanaan
produksi, kebjaksanaan pemasaran dan kebijaksanaan lainnya. Logistic
berhubungan dengan pengadaan bahan, suplies, dan jasa untuk memperlancar
kegiatan-kegiatan produksi dan operasi dengan efisien. Untuk memprlancar
kegiatan diperlukan persediaan, akan tetapi persediaan yang telalau tinggi
mengakibatkan dana yang tertanam pada persediaan terlalu tinggi sehingga tidak
efisien, begitu sebaliknya persediaan yang terlalu rendah mengaibatkan
perusahaan menghadapi resiko keterlambatan atau kemacetan kegiatan karena
kurangnya bahan.
Dalam
pengadaan bahan, bagian produk, suplies dan jasa perusahaan, perusahaan
kemungkinan dapat membeli dari pihak luar dan dapat pula menghasilkan sendiri.
Oleh karena itu timbul masalah bagi manajemen untuk memutuskan kebijaksanaan
membeli dari pihak lain atau menghasilkan sendiri bahan, bagian produk,
suplies, dan jasa yang diperlukannya.
BAB II
PEMBAHASAN
KEBIJAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEBIJAKSANAAN LOGISTIK
A.
Kebijaksanaan
Penelitian Dan Pengembangan
Secara sederhana
penelitian kebijakan dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang
dilakukan untuk mendukung kebijakan. Ann Majchrzak (1984) mendefinisikan
penelitian kebijakan sebagai proses penyelenggaraan penelitian untuk mendukung
kebijakan atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang bersifat
fundamental secara teratur untuk membantu pengambil kebijakan memecahkan dengan
jalan menyediakan rekomendasi yang berorientasi pada tindakan atau tingkah laku
pragmatik.[1]
Lingkup
penelitian dan pengembangan dapat berhubungan dengan penempatan produk ke
pasar, atau dalam rangka meningkatkan proses produksi, atau untuk menemukan
proses baru. Kegiatan pengembangan dan penelitian yang penting adalah
berhubungan dengan inovasi, yaitu secara efektif menerapkan gagasan-gagasan
baru pada perubahan teknologi produk dan proses.
1.
Tahapan-Tahapan
Tahapan-tahapan penelitian dan pengembangan dapat digolongkan
sebagai berikut:
a.
Penelitian
dasar
Penelitian
dasar adalah penyelidikan suatu gejala-gejala fisik tanpa menentukan kegunaan
yang diperoleh dari penyelidikan tersebut. Jadi tujuan pokok penelitian dasar
adalah untuk menghasilkan pengetahuan.
b.
Penelitian
terapan
Penelitian terapan adalah studi yang
dirancang untuk mengidentifikasikan penerapan potensi-potensi khusus
pengetahuan umum.
c.
Pengembangan
Pengembangan
dalam mengetes dan mengerjakan dengan teliti penerapan potensial kedalam suatu
model atau seperangkat spesifikasi-spesifikasi yang menunjukkan kemampuan kerja
suatu proses baru atau produk baru.
d.
Pilot
plant testing
Pilot
plant tasting adalah mengetes penghematan sebagaimana kelayakan fisik
penggunaan sesungguhnya suatu model atau spesifikasi yang timbul dari
tahappengembanga.
e.
Manufacturing,
tolling, dan debuggking
Tahap
ini meliputi kegiatan merancang dan merakit peralatan pengilahan baru,
selanjutnya mengetes dan memodifikasi sampai menjadi kegiatan skala penuh pada
kemungkinan efisiensi yang dapat diterima.
f.
Memulai
pemasaran
Tahap
ini adalah tahap terakhir,setelah mencapai kegiatan skala penuh maka tahap
selanjutnya adalah mendistribusikan fisik produk kepada konsumen pemakai.[2]
2.
Kedalaman
usaha penelitian
a.
Penelitian
dasar dibanding penelitian terapan
Beberapa
perusahaan mencapai sukses dengan kebijaksanaan melakukan penelitian dasar,
akan tetapi dalam penelitian dasar ini memerlukan biaya yang tinggi dan resiko
yang besar.
b.
Penelitian
penerapan dibanding penelitian pengambangan
Kriteria pertimbangan dalam membuat
pilihan keputusan penelitian terapan dan pengembangan adalah serupa dengan
kriteria pada penelitian dasar, tetapi dalam penelitian terapan dan
pengembangan risikonya lebih rendah dan pengembaliannya lebih pendek disbanding
dengan penelitian dasar.[3]
B.
Kebijaksanaan
Logistik
Definisi
logistik dalam buku, The World Book Encyclopedia Dictionary yang
dikutip oleh H. Subagya M. Suganda disebutkan bahwa: "Logistics is
the art of supply: logistics is the arithmetical calculation" logistik
merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencaanaan
dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan
serta penghapusan material-material/alat-alat. (Subagya, Manajemen
Logistics, 1988).[4]
logistik
disini berfungsi mendukung kebijakan produksi pemasaran. Logistik berhubungan
dengan pengadaan bahan supplies dan jasa untuk memperlancar kegiatan produksi
dan operasi dengan efisien. Untuk memperlancar kegiatan diperlukan persediaan,
tetapi persediaan yang terlalu tinggi mengakibatka dana yang tertanam pada
persediaan terlalu tinggi sehingga tidak efisien sebaliknya, persediaan yang
terlalu rendah mengakibatkan perusahaan menghadapi risiko keterlambatan atau
kemacetan kegiatan karena kurangnya bahan.
Dalam
pengadaan bahan bagian produk, supplies dan jasa perusahaan, perusahan
kemungkinan dapat membeli dari pihak luar dan dapat pula menghasilkan sendiri.
Oleh karena itu timbul masalah bagi manajemen untuk memutuskan kebijaksanaan
membeli dari pihak lain, atau menghasilkan sendiri bahan, bagian produk,
supplies dan jasa yang diperlukannya.
Kebijaksanaan
logistik ini akan membahas kebijaksanaan membuat atau membeli, pemilihan para
pemasok, dan koordinasi kegiatan pembelian-produksi-penjualan.[5]
1.
Keputusan
membuat atau membeli.
Ada beberapa contoh keputusan membuat atau membeli:
a.
Bahan
dan bagian produk, perusahaan tertentu dapat membeli atau membuat sendiri bahan
atau bagian produk yang diperlukannya, misalnya suatu perusahaan tekstil dapat
membeli atau memproduksi sendiri benang yang diperluakan.
b.
Supplies,
perusahaan memerlukan supplies untuk pabrik, pemasaran, dan administrasi,
supplies untuk pabrik misalnya pembungkus produk dari kaleng, aluminium karton,
kotak plastic, segel. Supply pemasaran misalnya berupa kartu-kartu dan formulir
pemasaran barang-barang kecil untuk promosi seperti: kalender, gantungan kunci,
dan kaos. Supply untuk administrasi misalnya: sebagian formulir akuntansi, pita
mesin tik dan printer.
c.
Jasa,
perusahaan memerlukan berbagai macam jasa misalnya: jasa listrik, jasa
reparasi, dan pemeliharaan.
d.
Pedoman
kebijaksanaan membuat atau membeli, beberapa pedoman dalam penentuan
kebijaksanaan membuat atau membeli dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk
pertanyaan-pertanyaan.[6]
2.
Seleksi
para pemasok
a.
Jumlah
pemasok, perusahaan harus secara hati-hati menentukan jumlah pemasok barang dan
jasa yang diperlukan perusahaan. Masalah ini dapat membahayakan perusahaan jika
tidak ditangani dengan baik.
b.
Jenis
pemasok, jenis pemasok yang dipilih suatu perusahaan akan tergantung
syarat-syarat perusahaan dalam hubungannya dengan kualitas, pelayanan,
pertukaran, timbale balik dan harga.[7]
3.
Koordinasi
kegiatan pembelian-produksi-penjualan.
Koordinasi kegiatan pembelian-produksi-penjualan diperlukan untuk
memeperlancar kegiatan serta menggunakan sumber-sumber perusahaan dengan
berguna. dalam koordinasi kegiatan pembelian-produksi-penjualan, manajemen
puncak harus menentukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan:
a.
Pengadaan
untuk melayani pesanan dan persediaan
b.
Persediaan
minimum dan maksimum
c.
Ukuran
kecepatan produksi atau order pembelian
d.
Stabilitas
operasi produksi
e.
Penyesuaiaan
terhadap perubahan harga yang diantisipasikan.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi
penelitian dan pengembangan dapat di bagi dalam beberapa tahap, kesuksesan pada
tahap yang satu menentukan kesuksesan tahap berikutnya. Kegiatan penelitian dan
pengembangan mengandung risiko yang tinggi. Kedalaman usaha penelitian juga
harus ditentukan oleh manajemen, apakah penelitian akan menekankan pada
penelitian dasar, penelitian terapan, atau pada tahap penelitian lainnya.
Kebijaksanaan
logistik pengadaan , bagian produk, supplies dan jasa untuk memperlancar
kegiatan-kegiatan produksi dan operasi dengan efisien. Kebijaksanaan logistik meliputi:
keputusan membuat atau membeli, pemilihan para pemasok, dan koordinasi kegiatan
pembelian-produksi-penjualan.
B.
Saran
Demikianlah
makalah ini kami susun, kami sadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan dan kami mohon untuk di maafkan, Penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran dari dosen pembimbing dan rekan-rekan mahasiswa agar kiranya lebih
baik lagi dalam Penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan, Pengantar Studi Penelitian
Kebijakan, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
A. Supriyono, Manajemen Strategi
Dan Kebijakan Bisnis, Jakarta: E.yogyakarta, 1998
0 Response to "KEBIJAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEBIJAKSANAAN LOGISTIK"
Post a Comment